Bruuummm-brummm, suara knalpot dari Moge ( motor gede ) terdengar keras
di jalanan Yogyakarta. Sejak hari jumat (14/08/2015) banyak sekali Moge (katanya
ribuan) memasukki Yogyakarta, setahu saya jumat malam kemarin moge-moge ini
berkumpul di depan JCM. Sebagai wong
ndeso dari Blora melihat moge-moge sebanyak itu saya takjub geleng-geleng
kepala karena baru tahu kalo banyak juga yang punya motor gede dari berbagai
merk dan pastinya MAHAL. Moge-moge ini nggruduk
Yogyakarta ternyata memang ada acara di Yogyakarta, Jogja Bike Rendezvous 2015
(#JBR2015) yang acaranya diselenggarakan selama 4 hari sejak tanggal
14-17/08/2015 (cek twitter @JBR_2015 untuk lebih jelasnya). Acara ini pasti
sangat seru dan menyenangkan bagi para pengendara moge-moge ini karena mereka
bisa berkumpul bersama teman-teman sesama pengguna moge. Apa lagi acaranya
diselenggarakan di Yogyakarta yang terkenal ramah pada setiap acara dan
pendatang.
Karena acara JBR2015 ini, pasti dalam 4 hari ini pasti
kita setiap hari akan melihat moge-moge ini sliweran
di jalan Yogyakarta, baik dalam jumlah besar (konvoi) atau jumlah kecil bahkan sendiri
(mungkin jomblo yang punya moge). Sebenarnya keberadaan acara ini dengan
moge-mogenya yang ngebaki jalanan
Yogyakarta ini sah-sah saja. Karena memang menggunakan jalan raya itu hak semua
orang, namun yang saya sayangkan adalah ada beberapa oknum pengguna moge pada
acara JBR2015 ini kata pengguna twitter, para oknum pengendara moge ini arogan,
tidak mau tertib lalu lintas dan bahkan menyewa patwal dari kepolisian untuk
memuluskan jalan mereka selama acara berlangsung. Iya nyewa patwal, jadi kalo
ada lampu merah, mereka bisa mblandang
seenaknya. Ketika pengguna non moge harus tertib lalu lintas dan disemprit jika melanggar lalu lintas,
ini tidak berlaku bagi para peserta JBR2015 ini, karena mereka sudah menyewa
patwal, atau dalam bahasa saya “wes nyewo
dalan jogja, dadi bebas”.
Melihat perilaku para oknum pengguna moge pada acara
JBR2015 ini saya miris dan mangkel,
karena kami yang pengguna jalan non moge harus tertib lalu lintas. Midak zebracross ditilang, lupa nyalain
lampu ditilang, spion tidak lengkap ditilang sampai tutup pentil ilang juga
ditilang. Namun karena saya hanya wong
cilik yang hanya pake motor Yamaha Mio Soul 2010 sadar diri kalau seumpama
mau protes juga percuma, yang ada saya malah bisa digawe rame. Kalau seumpama pengguna moge ini kena tilang mungkin
tinggal telepon “Jendral” dan langsung bebas tilang. Jadi saya sebagai wong cilik ini hanya bisa ngelus dada melihat perilaku para oknum
pengguna moge ini.
Jeng jeng jeng, tadi sore saya buka twitter ternyata TL
sudah rame dengan berita seorang pengguna sepedea nyegat konvoi moge di perempatan Ring Road Utara sekitaran Gejayan.
Dengan berani mas-mas pengguna sepeda ini berani malangke sepedanya di zebracross
agar konvoi moge ini mau berhenti saat lampu merah, padahal konvoi ini juga
dikawal patwal dari polisi lalu lintas. Karena perbuatan mas ini, seantero
warga sosmed langsung rame. Mas ini menjadi buah bibir karena keberaniannya
yang secara spontan berani “menertibkan” konvoi moge yang “kurang tertib” ini. Ternyata
perbuatan mas ini bukan tanpa perlawanan, mas-mas ini sempat beradu argumen
dengan salah satu pengguna moge. Dalam berita yang beredar pengguna moge itu
sempat nyemprot mas pengguna sepeda
yang pemberani ini dengan kalimat “INI ACARA NEGARA !!!”. Weh weh weh, memang
JBR2015 itu acara negara ya ? negara apa ? negara api ? kalau acara negara kok
tidak ada pak Presiden diacara itu ? hmmmmm MNCRGKNSKL. Melihat keberanian mas
pesepeda ini saya menjadi KEPO dan
ingin stalking siapa mas pesepeda
yang berani ini. Setelah scroll TL,
akhirnya ketemu juga. Ternyata beliau adalah Elanto Wijoyono yang berakun
twitter @joeyakarta. Menurut saya mas Elanto Wijoyono ini adalah contoh seorang
pemberani yang mempunyai keberanian bak pahlawan, beliau berani melawan
arogansi oknum pengguna moge yang selama ini dianggap tidak punya etika dan
tidak mau manaati aturan lalu lintas. Dengan sepedanya mas Elanto Wijoyono
berani memberhentikan konvoi moge yang ternyata konvoi ini dikawal polisi. Dengan
keberaniannya mas Elanto Wijoyono mampu membangkitkan keberanian orang
disekitarnya. Yang membuat pengguna jalan lain berani ikut membantu beliau “menertibkan”
kelakuan arogan oknum pengendara moge ini.
Seharusnya apa yang dilakukan mas Elanto Wijoyono ini
mendapat apresiasi dari kepolisian karena berani menegakkan aturan lalu lintas.
Tapi menurut saya hal itu tidak mungkin juga, karena polisi sendiri malah “dadi bolone sing duwe moge”. Jadi buat
mas Elanto Wijoyono, apa yang anda lakukan hari ini sangat inspiratif dan
membuat kami yang awalnya tidak berani melawan arogansi orang-orang yang “berkuasa”
menjadi sadar berkat keberanian yang mas Elanto Wijoyono contohkan. Jika memang
menegakkan kebenaran mengapa kita harus takut ? Karena Tuhan berpihak kepada
orang yang membela kebenaran, membela penindasan dan membela ketidakadilan.
Semoga kedepannya saya dan teman-teman yang lain bisa menjadi seperti mas Elanto
Wijoyono, berani melawan arogansi mereka yang berkuasa dibidang apapun. Mas Elanto Wijoyono @joeyakarta Kamu
Inspirasiku !!!
- - Terima Kasih - -